Struktur Pasar
BAB VIII
Struktur
Pasar
A. Deskripsi Modul
Pasar output adalah pertemuan antara permintaan
output dan penawaran output. Pada sisi permintaan, pasar output mempunyai
ciri-ciri yang sama, yaitu bahwa permintaan pasar adalah penjumlahan dari
permintaan konsumen yang jumlahnya banyak sekali. Namun pada sisi penawarannya,
jumlah penjual bervariasi dari jumlah yang sangat banyak sampai jumlah yang
sedikit, bahkan hanya satu penjual. Berdasarkan jumlah penjual yang ada,
struktur pasar output dibedakan menjadi empat, yaitu :
1). Pasar Persaingan Sempurna (perfect competitive market) :
pasar dengan jumlah penjual sangat banyak.
2). Pasar Monopoli : pasar dengan hanya satu
penjual.
3). Pasar Oligopoli : pasar dengan jumlah
penjual sedikit.
4). Pasar Persaingan Monopolistik: pasar dengan
banyak penjual tetapi produk-produknya heterogen, sehingga masing-masing
penjual dapat mempengaruhi harga.
Ketiga pasar terakhir termasuk dalam pasar
persaingan tidak sempurna (imperfect competitive market).
B. Kegiatan Belajar
B.1. Kegiatan 1: Pasar Persaingan Sempurna
B.1.1. Tujuan Kegiatan
Setelah mempelajari bagian ini, mahasiswa
diharapkan dapat:
·
Memahami pengertian dan asumsi pasar persaingan
sempurna.
·
Memahami mekanisme equilibrium pasar persaingan
sempurna baik jangka pendek maupun jangka panjang.
B.1.2. Uraian Materi Belajar 1
Persaingan sempurna merupakan struktur pasar
yang paling ideal, karena struktur pasar ini akan dapat menjamin berlangsungnya
aktivitas produksi dengan tingkat efisiensi yang tinggi. Oleh karena itu dalam
analisis ekonomi sering digunakan asumsi bahwa perekonomian merupakan pasar
persaingan sempurna. Tetapi dalam praktek tidak mudah untuk menentukan suatu
industri dapat digolongkan ke dalam pasar persaingan sempurna yang sesungguhnya
(sesuai
teori). Umumnya, yang ada adalah yang mendekati ciri-ciri struktur pasar
tersebut. Namun, sebagai landasan teori untuk analisis ekonomi, mempelajari
ciri-ciri pasar persaingan sempurna adalah sangat penting.
Asumsi-Asumsi
Model persaingan sempurna didasari oleh asumsi-asumsi sebagai berikut:
(1).Terdapat sangat banyak penjual dan pembeli. Oleh
karena terdapat sangatbanyak produsen atau perusahaan, maka setiap produsen
atau perusahaan hanya memasok produk sebagian kecil saja dari total produk yang
ditawarkan di pasar. Pembeli juga sangat banyak sehingga secara individual
mereka tidak mempunyai kekuatan monopsoni untuk mempengaruhi mekanisme di dalam
pasar.
(2). Produk yang dihasilkan oleh para produsen
adalah homogen.Pasar diartikan sebagai gabungan dari produsen
yang memproduksi produk yang homogen/identik. Ini berarti bahwa antara produk
dari produsen yang satu dengan produk dari produsen yang lain bersifat substitusi
sempurna. Oleh karena itu, para pembeli tidak dapat membedakan produk- produk
dari produsen yang berbeda.
(3). Setiap produsen adalah pengambil harga (
price taker). Implikasi dari keduaasumsi di atas adalah bahwa
produsen secara individual tidak dapat mempengaruhi harga pasar yang berlaku
dengan mengubah jumlah produk yang ditawarkan. Dengan demikian setiap produsen
hanya menerima harga pasar. Produsen dapat menawarkan produk berapapun
jumlahnya dengan harga pasar tersebut.
(4). Perusahaan-perusahaan bebas masuk dan
keluar pasar ( free entry and exit of firms). Tidak
ada hambatan bagi setiap perusahaan untuk masuk ke pasar ataukeluar dari pasar.
(5). Maksimisasi profit/keuntungan. Tujuan
dari semua perusahaan adalahmemaksimumkan keuntungan. Tidak ada tujuan lain.
(6). Tidak ada regulasi dari pemerintah. Tidak
ada intervensi pemerintah di dalampasar ( seperti tarif, subsidi, pembatasan
produksi, dan sebagainya). Struktur pasar di mana telah dipenuhi asumsi-asumsi
di atas disebut pasar persaingan murni (pure competition). Untuk pasar
persaingan sempurna (perfectcompetition) memerlukan asumsi-asumsi
tambahan sebagai berikut.
(7). Mobilitas faktor-faktor produksi sempurna. Faktor-faktor
produksi bebasberpindah dari satu perusahaan ke perusahaan lain melalui
mekanisme ekonomi. Dengan kata lain, terjadi persaingan sempurna di dalam pasar
input.
(8). Pengetahuan sempurna (perfect knowledge).Semua
penjual dan pembeli diasumsikan mempunyai pengetahuan yang lengkap tentang
kondisi pasar, baik kondisi sekarang maupun yang akan datang. Dengan demikian
kondisi ketidakpastian di masa mendatang dapat diantisipasi. Informasi pasar
dapat diperoleh dengan mudah dan tanpa biaya.
Berdasarkan asumsi-asumsi di atas kita akan
menganalisis ekuilibrium atau keseimbangan produsen/ perusahaan dan
pasar/industri di dalam jangka pendek dan jangka panjang. Ekuilibrium produsen
dicapai pada saat perusahaannya mencapai keuntungan maksimum. Ekuilibrium pasar
atau industri dicapai apabila (a) semua perusahaan dalam posisi ekuilibrium,
dan (b) jumlah produk semua perusahaan tersebut sama dengan jumlah permintaan
semua konsumen.
Ekuilibrium Jangka Pendek
Analisis jangka pendek (shrot run), yaitu
di mana dianggap bahwa setiap produsen tidak bisa menambah kapasitas pabriknya
dan tidak mungkin bagi produsen-produsen baru masuk ke dalam pasar. Sedangkan
analisis jangka panjang (long run) adalah di mana dimungkinkan adanya
baik perluasan kapasitas pabrik oleh perusahaan-perusahaan yang telah ada
maupun pembangunan pabrik-pabrik baru oleh pengusaha-pengusaha baru yang masuk
ke pasar.
Ekuilibrium Perusahaan Jangka Pendek
Suatu perusahaan dalam kondisi ekuilibrium
ketika ia mencapai keuntungan ( π ) maksimum. Keuntungan ( π ) didefinisikan
sebagai perbedaan antara total cost (TC) dan total revenue (TR), sehingga dapat
ditulis : Ï€ = TR – TC. Seperti telah dibahas pada Bab VI, bahwa ekuilibrium
perusahaan secara grafis dapat ditunjukkan melalui dua pendekatan, yaitu (1)
menggunakan kurve TR dan TC ( lihat Gb. 7.1), dan (2) menggunakan kurve MR dan
MC (lihat Gb. 7.2)
Di dalam Gb.
7.1 ditunjukkan posisi
ekuilibrium perusahaan dengan menggunakan kurve TR dan TC dalam
pasar persaingan sempurna. Kurve TR adalah suatu garis lurus melalui origin,
menunjukkan bahwa harga output adalah konstan
pada semua tingkat
output. Produsen adalah
price taker dan
dapat menjual setiap outputnya
pada harga pasar
yang berlaku dengan
TR naik proporsional dengan
volume penjualannya. Slope
kurve TR adalah
marginal 90
revenue
(MR). MR ini konstan dan sama dengan harga pasar, karena semua unit output
dijual pada harga yang sama.
![](file:///C:/Users/Fujitsu/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.jpg)
Biaya (C)
TC
Penerimaan
(R)
TR
B
Keuntungan Maksimum
A
0 QA Qe QB
Gb. 7.1.
Kondisi Ekuilibrium dengan Kurve TR dan TC
Dengan demikian, MR = AR = Pq.
Perusahaan mencapai keuntungan maksimum pada penjualan output Qe, di mana jarak vertikal antara kurva TR dan
kurve TC paling lebar. Pada penjualan output di bawahnya atau di atasnya, total
keuntungan tidak maksimum. Pada penjualan di bawah QA ( disebelah kiri titik A) dan di atas QB (disebelah kanan titik B) perusahaan menderita
kerugian.
Di dalam Gb. 7.2. ditunjukkan kurve-kurve
marginal cost (MC), average cost (AC) dan kurve permintaannya (D ).
![](file:///C:/Users/Fujitsu/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image004.jpg)
Biaya (C)
Harga
(Pq)
|
|
|
|
SMC( Short-run Marginal Cost)
|
|
||
|
e’
|
e
|
SATC (
Short-run Average Total Cost)
|
|
|||
Pq
|
|
|
|
|
D = MR = Pq
|
|
|
|
|
|
|
|
|||
A
|
|
|
B
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
0
|
Qe’
|
Qe
|
|
Q
|
|
||
|
Gb. 7.2 Kondisi Ekuilibrium dengan Kurve MR dan MC
|
|
Dalam persaingan sempurna kurve permintaan adalah juga kurve AR dan
kurve MR. Kurve MC memotong kurve ATC pada titik minimumnya. Perusahaan
mencapai keuntungan maksimum pada tingkat penjualan output di mana MR = MC,
yaitu pada titik e, di mana kurve MC memotong kurve MR. Di sebelah kiri titik
e, belum mencapai keuntungan maksimum, karena setiap penjualan unit output di
sebelah kiri Qe masih
memberikan keuntungan yang lebih tinggi dari marginal costnya. Di sebelah kanan
Qe, biaya setiap tambahan unit output lebih tinggi
dari penerimaan (revenue) yang diperoleh dari penjualannya, sehingga
total keuntungan berkurang dan dapat menderita kerugian. Dari bahasan ini dapat
ditarik kesimpulan :
(a)
Jika MC < MR total keuntungan belum maksimum,
perusahaan harus meningkatkan outputnya.
(b)
Jika MC > MR tingkat keuntungan menjadi
menurun, perusahaan harus menghentikan produksinya.
(c) Jika MC
= MR tingkat keuntungan jangka pendek adalah maksimum.
Jadi syarat pertama untuk ekuilibrium perusahaan
dalam jangka pendek adalah MR
= MC.
Namun, syarat ini belum cukup, karena pada kondisi di mana MR = MC belum tentu
perusahaan dalam kondisi ekuilidrium. Dalam Gb. 7.2. pada titik e‟, di
mana syarat MR = MC juga terpenuhi, tetapi perusahaan tidak dalam
kondisi ekuilibrium, karena keuntungan maksimum pada tingkat output Qe> Qe‟. Oleh
karena itu, kondisi ekuilibrium membutuhkan syarat kedua yaitu bahwa pada saat
berpotongan dengan kurve MR, MC menaik. Jadi, kurve MC memotong kurve MR harus
dari bawah. Pada titik e, slope MC positif, sedangkan slope MR = 0, berarti slope
MC > slope MR. Dengan demikian, syarat ekuilibrium perusahaan dalam jangka
pendek adalah : (1) MC = MR dan (2) slope MC > slope MR.
Dalam kenyataan, suatu perusahaan dalam kondisi
ekuilibrium tidak berarti harus menerima keuntungan ( excess profit). Apakah
perusahaan menerima keuntungan atau menderita kerugian tergantung pada tingkat
biaya total rata-rata
(ATC). Jika ATC di bawah tingkat harga ekuilibrium, perusahaan akan
menerima keuntungan (excess profit) sebesar luas bidang PqABe (Gb. 7.3). Jika ATC diatas harga
ekuilibrium, perusahaan menderita kerugian sebesar FCePq (Gb. 7.4). Dalam kasus demikian, perusahaan
hanya akan meneruskan produksinya jika masih mampu menutup biaya variabelnya.
|
|
Pq(Harga)
|
|
|
|
|
|
Pq
|
|
|
|
|
|
|
|
C
(biaya)
|
SMC
|
|
|
|
C
|
|
SMC
|
SATC
|
|
||
|
|
|
|
|
|
||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||
|
|
|
|
SATC
|
F
|
|
|
|
C
|
|
|
|
|
Pq
|
|
e
|
|
MR
|
Pq
|
|
|
|
|
|
|
MR
|
|
|
|
|
|
|
e
|
|
|
||||||
A
|
|
B
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
0
|
Qe
|
Q
|
|
0
|
|
|
Qe
|
Q
|
|
||||
Gb.
7.3. Excess Profit
|
|
|
|
Gb.
7.4
|
Loss
Profit
|
|
|
|
Pq
C
SMC
SATC
SAVC = short-run average variable
cost
Pw W
SAFC = short-run average fixed cost
0 Qw Q
Gb.
7.5 Close-down point
Dengan kata lain, perusahaan akan menghentikan produksinya ketika
perusahaan menderita kerugian minimum. Titik di mana perusahaan dalam kondisi
menutup biaya variabelnya disebut “closing-down point” atau dapat disebut
sebagai titik di
mana perusahaan menghentikan produksinya. Dalam Gb. 7.5 “closing-down
point” perusahaan ditandai oleh titik w. Jika harga turun di bawah Pw perusahaan tidak dapat menutup biaya
variabelnya dan lebih baik menutup perusahaan.
Kurve Penawaran Perusahaan dan Industri
Kurve penawaran perusahaan adalah juga kurve MC
yang menaik dan terletak di atas AVC. Pada Gb. 7.5 , kurve penawaran adalah
kurve SMC mulai dari titik w ke kanan. Di bawah harga Pw output (Q) yang ditawarkan perusahaan adalah
nol. Sepanjang harga naik diatas Pw, output
yang ditawarkan akan naik. Kurve SMC menunjukkan volume-volume output (Q) yang
dipilih oleh produsen untuk setiap tingkat harga. Sedangkan kurve penawaran
juga kurve yang menunjukkan volume-volume output (Q) yang ditawarkan oleh
seorang produsen pada berbagai tingkat harga. Jadi kurve SMC = kurve penawaran
perusahaan.
Kurve penawaran industri atau pasar adalah
penjumlahan horizontal dari kurve-kurve penawaran perusahaan. Sebagai contoh
hanya ada dua perusahaan,
A dan B di dalam pasar maka kurve penawaran pasar dapat digambarkan
sebagai berikut (Gb. 7.6).
![](file:///C:/Users/Fujitsu/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image008.jpg)
Rp Rp Rp
|
3
|
|
|
SMCA=SA
|
3
|
|
|
SMCB = SB
|
|
|
3
|
|
|
|
S
|
|
||
Pw
|
|
d
|
Pw
|
e
|
|
Pw
|
|
d+e
|
|
|
||||||||
Pw
|
2
|
b
|
|
Pw
|
2
|
c
|
|
|
Pw
|
2
|
|
b+c
|
|
|
||||
Pw
|
1
|
a
|
|
|
|
|
|
|
|
Pw1
|
|
a
|
|
|
||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
0
|
Qa Qb Qd
|
Q
|
0
|
Qc
Qe
|
Q
|
|
|
0
|
|
Qa
|
Qbc QdeQ
|
|
||||||
|
|
Gb. 7.6a
|
|
|
|
Gb. 7.6b
|
|
|
|
|
|
|
Gb. 7.6c
|
|
||||
Penawaran perusahaan A
|
Penawaran perusahaan B
|
|
|
|
Penawaran Pasar/Industri
|
|
Ekuilibrium Pasar Jangka Pendek
Ekuilibrium pasar tercapai bila volume output
yang ditawarkan seluruh produsen di pasar sama dengan volume output yang
dibutuhkan oleh seluruh konsumen. Kondisi ini secara grafis ditunjukkan oleh
titik perpotongan antara kurve penawaran pasar dengan kurve permintaan pasar.
Bagaimana pencapaian posisi ekuilibrium pasar persaingan sempurna , di mana
terbentuk harga pasar dan kemudian para produsen menyesuaikan tingkat
produksinya dengan harga tersebut, dapat digambarkan sebagai berikut (Gb. 7.7).
Arah pencapaian ekuilibrium pada Gb 7.7 tersebut dapat dijelaskan menggunakan
bagan sebagai berikut:
|
|
Kurva
|
|
|
Ekuilibrium pasar
|
|
Ekuilibrium
|
|
|
Harga
|
Permintaan
|
|
||
( S >< D )
|
Pasar
|
Perusahaan
|
Perusahaan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
![](file:///C:/Users/Fujitsu/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image012.jpg)
Harga
|
|
|
Harga
|
|
|
|
|
|
|
|||
|
|
|
|
S
|
|
|
|
|
SMC
|
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
SATC
|
|
||
P*
|
|
|
D
|
-
|
|
|
|
|
|
P = MR
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
0
|
|
|
Q*
|
Q
|
0
|
|
Q”
|
|
Q
|
|
||
Gb. 7.7a
|
Ekuilibrium
pasar
|
|
Gb. 7.7b
|
Ekuilibrium perusahaan
|
|
Ekuilibrium Jangka Panjang
Dalam jangka panjang ada kemungkinan perluasan (
atau penciutan) kapasitas produksi dan masuknya perusahaan-perusahaan baru ke
dalam pasar. Kedua faktor tersebut mengakibatkan adanya penambahan atau
pengurangan volume output yang ditawarkan di pasar. Perusahaan-perusahaan yang
telah ada akan menambah kapasitas produksi dan perusahaan-perusahaan baru akan
masuk ke dalam pasar apabila perusahaan-perusahaan tersebut akan dapat
memperoleh keuntungan (excess profit). Keuntungan ini dapat diperoleh
apabila harga yang berlaku (jangka pendek) melebihi biaya rata-rata jangka
panjang (Long RunAverage Cost = LAC). Jadi jika P > LAC maka
perusahaan-perusahaan yang adaakan memperluas kapasitas produksinya dan atau
perusahaan-perusahaan baru akan masuk ke dalam pasar.
Adanya perluasan kapasitas produksi dan
pendirian pabrik-pabrik baru tersebut akan menyebabkan bertambahnya volume
output yang ditawarkan di pasar dan selanjutnya menyebabkan harga turun. Hal
ini secara grafis, ditandai dengan bergesernya kurve penawaran pasar ke kanan
dan turunnya harga. Bila harga turun sampai tingkat di mana P = LAC, maka tidak
ada lagi insentif bagi perusahaan-perusahaan untuk menambah kapasitas produksi
maupun perusahaan-perusahaan baru membangun pabrik-pabrik, karena pada saat ini
tidak ada keuntungan lebih ( excess profit). Yang ada hanya keuntungan
normal, yaitu keuntungan yang sudah termasuk dihitung dalam LAC. Jadi,
keuntungan normal diperoleh pada tingkat output di mana P = LAC. Dengan
demikian pada kondisi di mana P = LAC, tidak ada lagi penambahan kapasitas
produksi dan pendirian pabrik baru. Pada kondisi ini baik pasar maupun
perusahaan akan berada dalam posisi ekuilibrium (lihat Gb. 7.8).
![](file:///C:/Users/Fujitsu/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image014.jpg)
P
|
|
|
P
|
|
|
|
||||
|
|
|
S
|
S1
|
C
|
|
|
|
||
|
|
|
|
|
|
|||||
|
|
|
|
LMC
|
LAC
|
|
||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|||
P
|
|
|
|
|
|
P
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
P1
|
|
|
|
D
|
P1
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
0
|
|
|
|
Q
|
0
|
|
Q
|
|
||
|
Pasar
|
|
|
|
Perusahaan
|
|
|
|
Gb. 7.8. Ekuilibrium pasar dan
perusahaan jangka panjang
Proses: Mula-mula harga pasar ditentukan oleh ekuilibrium jangka pendek,
perpotongan kurve S dan D, menghasilkan harga pasar P.--> Pada harga ini ada
keuntungan lebih (excess profit) karena P > LAC. --> ada penambahan
kapasitas produksi dan pendirian pabrik baru sehingga penawaran output di pasar
naik, --> S bergeser kekanan menjadi S1, --> harga menjadi turun ke P1, -->P1= LAC,
--> baik pasar maupun perusahaan dalam kondisi ekuilibrium jangka panjang.
B.1.3. Tugas Belajar
Secara individu mahasiswa diminta untuk :
1. Membuat
sebuah contoh hipotetis pasar persaingan sempurna.
2.
Mendeskripsikan kenapa contoh tersebut
dikategorikan sebagai pasar persaingan sempurna.
B.2. Kegiatan 2: Monopoli
B.2.1. Tujuan Kegiatan
Setelah mempelajari bagian ini, mahasiswa
diharapkan dapat:
·
Memahami pengertian dan asumsi pasar monopoli.
·
Memahami mekanisme equilibrium pasar monopoli
baik jangka pendek maupun jangka panjang
B.2.2. Uraian Materi Belajar 2
Struktur pasar yang bertentangan dengan pasar
persaingan sempurna adalah monopoli. Monopoli adalah struktur pasar di mana
hanya terdapat satu penjual, tidak ada substitusi produk yang mirip (close
substitute), dan terdapat hambatan masuk ( barriers to entry) ke
pasar.
Ciri-ciri
pasar monopoli dapat dijelaskan sebagai berikut:
(1). Hanya ada satu penjual.Karena
hanya ada satu penjual maka pembeli tidak mempunyai pilihan lain. Dalam hal ini
pembeli hanya menerima syarat-syarat jual-beli yang ditentukan penjual.
(2). Tidak ada substitusi produk yang mirip. Misalnya,aliran
listrik. Aliran listrik tidak mempunyai pengganti dari barang lain. Ada barang
pengganti tetapi sifatnya berbeda, misalnya, lampu minyak. Lampu minyak tidak
dapat menggantikan fungsi aliran listrik untuk menyalakan TV, seterika, dan
sebagainya.
(3). Terdapat hambatan masuk ke pasar.Hambatan
ini bisa berbentuk undang-undang, memerlukan teknologi yang canggih, dan
memerlukan modal yang sangat besar.
(4). Sebagai penentu harga (price setter). Dengan
mengendalikan tingkat produksidan volume produk yang ditawarkan perusahaan
monopoli dapat menentukan harga yang dikehendaki.
Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya
monopoli adalah :
(1). Memiliki bahan mentah strategis atau
pengetahuan teknis produksi yang spesifik. Perusahaan monopoli umumnya
menguasai seluruh atau sebagianbesar bahan mentah yang tersedia. Sebagai
contoh, Pertamina.
(2). Hak paten produk atau proses produksi.Dengan pemberian
hak paten akan melidungi perusahaan atau pihak-pihak pencipta suatu produk dari
peniruan pihak-pihak lain.
(3). Terdapat skala ekonomis. Pada
beberapa kegiatan ekonomi, denganmenggunakan teknologi modern, produksi yang
efisien hanya dapat dilakukan apabila jumlah produksinya sangat besar dan meliputi hampir seluruh
produksi yang diperlukan di dalam pasar. Ini berarti bahwa pada waktu
perusahaan mencapai keadaan di mana biaya produksi minimum, jumlah produksi
adalah hampir sama dengan jumlah permintaan riel di pasar. Dengan sifat skala
ekonomis demikian, pada tingkat produksi yang sangat tinggi, perusahaan dapat
menurunkan harga. Keadaan seperti ini mengakibatkan perusahaan baru tidak akan
sanggup bersaing dengan perusahaan yang terlebih dahulu berkembang. Keadaan ini
mewujudkan pasar monopoli. Perusahaan jasa umum, seperti perusahaan listrik,
perusahaan air minum, perusahaan telepon, dan perusahaan kereta api adalah
contoh-contoh industri yang memiliki sifat skala ekonomis seperti diterangkan
di atas.
4). Pemberian Hak Monopoli oleh Pemerintah. Melalui
peraturan pemerintah, dapatdiberikan kekusaan monopoli kepada
perusahaan-perusahaan atau lembaga-lembaga tertentu.
Hubungan Antara Permintaan, MR, dan TR
Untuk
melakukan analisis keuntungan
atau analisis keseimbangan
pada
pasar monopoli, terlebih dahulu perlu memahami hubungan antara nilai
penjualan total ( total revenue = TR), permintaan ( nilai penjualan rata-rata =
average revenue = AR) , dan nilai penjualan marginal ( marginal revenue = MR).
Permintaan Pada Pasar Monopoli
Karena produsen monopoli adalah satu-satunya
produsen di dalam pasar, maka kurve permintaan yang dihadapi adalah juga kurve
permintaan pasar dan juga merupakan nilai penjualan rata-ratanya. Kurve
permintaan pasar biasanya menurun dari kiri atas ke kanan bawah, yang berarti
bahwa produsen dapat mempengaruhi harga pasar dengan jalan menjual barang
produksinya lebih sedikit atau lebih banyak. Oleh karena itu, untuk mencapai
keuntungan maksimum, perusahaan monopoli selain harus menentukan jumlah barang
yang dijual juga harus menentukan harga jualnya. Berbeda dengan pasar
persaingan sempurna, di mana perusahaan tidak dapat menentukan harga jual.
Perbedaan lain dengan pasar persaingan sempurna adalah bahwa dalam monopoli,
keseimbangan
perusahaan adalah juga keseimbangan pasar. Perbedaan permintaan antara
perusahaan monopoli dan perusahaan bersaing dapat dijelaskan dengan grafik 7.9
di bawah ini.
Harga Harga
D ( Permintaan) D (
Permintaan )
0
|
Q
|
0
|
Q
|
Gb. 7.9.a.
Permintaan Monopoli
|
|
Gb.7.9.b.
Permintaan Pasar Bersaing
|
|
Pada Gb.
7.9.a. terlihat bahwa
kurve permintaan perusahaan
monopoli
|
|||
bersifat
turun dari kiri atas ke kanan bawah
|
karena
pengusaha monopoli dapat
|
menentukan harga sesuai dengan jumlah produk yang dijual. Sedang pada
Gb. 7.9.b terlihat bahwa kurve permintaan perusahaan bersaing berbentuk garis
yang sejajar dengan sumbu horizontal karena pengusaha bersaing tidak dapat
menentukan harga jual.
Secara matematis perbedaan tersebut dapat
dijelaskan dengan persamaan-
persamaan berikut:
|
|
Pada perusahaan monopoli berlaku rumus :
|
|
Q = f (
P ) dan P = g ( Q )
|
( 1 )
|
Pada perusahaan bersaing berlaku rumus :
|
|
Q = f ( P ) tetapi P ≠ g (Q)
|
( 2 )
|
Dimana P adalah harga satuan produk dan Q adalah
jumlah produk yang dihasilkan dan dijual. Rumus ( 1 ) menunjukkan bahwa pada
perusahaan monopoli, jumlah produk yang dihasilkan dapat ditentukan oleh harga
jual dan sebaliknya harga jual dapat ditentukan oleh jumlah produk yang
dihasilkan. Sedang rumus ( 2 ) menunjukkan bahwa pada perusahaan bersaing, baik
bersaing murni maupun bersaing sempurna, jumlah barang yang dihasilkan
ditentukan oleh harga jual tetapi harga jual tidak ditentukan oleh jumlah produk
yang dihasilkan.
Nilai Produk Penjualan Total(Total Revenue = TR)
Nilai produk penjualan total (TR) pada
perusahaan monopoli sangat berbeda dengan TR pada perusahaan bersaing. TR
perusahaan bersaing berupa garis lurus miring dari kiri bawah ke kanan atas
melalui titik pangkal (origin), karena setiap penambahan jumlah produk yang dihasilkan akan selalu memperbesar
TR. Sedangkan TR pada perusahaan monopoli berbentuk parabola atau dikenal
sebagai huruf U terbalik, karena setiap penambahan jumlah produk yang
dihasilkan tidak selalu memperbesar TR, melainkan mula-mula makin besar sampai
pada titik maksimum, kemudian setelah mencapai titik maksimum TR terus menurun
sampai titik nol dan jika jumlah produk terus ditambah maka TR menjadi negatif.
Secara
grafis, perbedaan tersebut dapat digambarkan pada
Gb. 7.10 di
bawah ini.
![](file:///C:/Users/Fujitsu/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image018.jpg)
TR ( Rp) TR (Rp.)
TR
TR
O
Gb. 7.10. a. TR Monopoli
Q
OQ Gb.
7.10.b. TR Perusahaan Bersaing
Secara matematis, perbedaan tersebut dapat pula dijelaskan sebagai
berikut.
|
|
Pada perusahaan monopoli :
|
|
TR = P Q
|
( 3 )
|
Dimana P = harga jual produk dan Q = jumlah produk yang dijual. Karena Q
= f (P) dan P = g (Q) , maka TR dipengaruhi oleh harga jual dan jumlah produk
yang dijual. Apabila Q bertambah besar maka P bertambah kecil, sehingga TR
tidak selalu bertambah besar, tetapi dapat bertambah kecil hingga bernilai nol
dan negatif. Oleh karenanya kurve TR berbentuk parabola. Secara matematis dapat
dibuktikan bahwa kurve TR berbentuk parabola. Misalkan, dipunyai fungsi
permintaan monopoli adalah sebagai berikut:
Q = 25 – ¼ P
( a )
Karena P juga
fungsi dari Q, maka persamaan ( a ) dapat pula ditulis:
P = 100 – 4 Q
( b )
Apabila
nilai P pada persamaan ( b ) dimasukkan ke dalam persamaan ( 3 ) di atas, maka
:
TR =
(100 – 4Q) Q = 100 Q – 4Q2 ( c )
Dengan
demikian terbukti bahwa persamaan ( 3) merupakan fungsi pangkat dua,
yang berarti TR berbentuk parabola.
Pada
perusahaan bersaing : TR = PQ ( 4 )
Karena P adalah konstan maka TR hanya ditentukan
oleh jumlah produk yang dihasilkan (Q). Ini berarti bahwa semakin banyak jumlah
produk yang dijual akan semakin besar TR sehingga kurvenya berupa garis lurus
berslope positif.
Nilai
Penjualan Produk Rata-Rata (AR) dan Nilai Penjualan Marginal (MR)
AR dan
MR pada perusahaan monopoli dan pada perusahaan bersaing juga berbeda ( lihat
grafik pada Gb. 7.11).
![](file:///C:/Users/Fujitsu/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image020.jpg)
Harga (Rp)
Harga (Rp.)
P
![](file:///C:/Users/Fujitsu/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image022.jpg)
P1
P
P
= AR = MR = D
MR![](file:///C:/Users/Fujitsu/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image024.jpg)
![](file:///C:/Users/Fujitsu/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image024.jpg)
O
|
Q1
|
Q2
|
Q
|
O
|
Q
|
Gb. 7.11.a
Perusahaan Monopoli
|
|
|
Gb.
7.11.b. Perusahaan Bersaing
|
Pada Gb. 7.11.a. terlihat bahwa pada perusahaan monopoli kurve nilai
penjualan rata-rata (AR) sama dengan kurve permintaan D. Sedangkan kurve nilai
penjualan marginal (MR) merupakan kurve tersendiri. Gb. 7.11.b menunjukkan bahwa
pada perusahaan bersaing kurve AR dan MR sama dengan kurve permintaan dan juga
sama dengan harga pasar yang berlaku.
Secara
matematis AR dan
MR perusahaan monopoli
dapat dirumuskan
sebagai berikut:
|
|
|
|
|
Fungsi permintaan (D) dapat dirumuskan
: P = f (Q), dimana f‟ (Q)
< 0
|
( 5 )
|
|
||
Jadi, TR = PQ = Q f (Q) dan
MR =
|
|
= f
(Q) + Q f‟(Q)
|
( 6 )
|
|
|
|
|||
|
|
|
Hubungan MR dan Elastisitas Permintaan :
E =
|
|
-
|
|
=
|
|
|
|
=
|
|
; f „(Q) =
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||||
Karena P = f(Q) maka MR = P ( 1 +
|
|
) = P ( 1 -
|
|
)
|
( 7 )
|
|
||||||||||||
|
|
|
|
|||||||||||||||
Dari persamaan ( 7 ) dapat disimpulkan :
1). Jika E
> 1 maka MR positif
2). Jika E = 1 maka MR = 0
3). Jika E < 1 maka MR negatif.
Dalam kasus kurve permintaan dan MR bersifat
linier seperti pada Gb. 7.11.a maka permintaan akan menurun secara monoton dan
MR akan lebih kecil dari harga untuk setiap jumlah penjualan (Q) yang lebih
besar dari nol. Tingkat penurunan MR dua kali dari tingkat penurunan harga. Hal
ini dapat dibuktikan sebagai berikut:
Misalkan dipunyai fungsi permintaan : P = a – b Q TR = PQ = (a – b Q ) Q
= a Q – b Q2
MR = = a – 2
b Q
![](file:///C:/Users/Fujitsu/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image025.png)
Jadi, slope kurve MR ( - 2 b ) dua kali lebih besar dari pada slope
kurve permintaan ( - b ).
Setelah kita mempelajari sifat-sifat permintaan,
nilai penjualan produk total (TR) dan nilai penjualan marginal (MR) pada
perusahaan monopoli maka kita dapat menyimpulkan bagaimana hubungan antara
ketiga kurve tersebut ( lihat Gb. 7. 12) berikut. Gb. 7.12 menunjukkan bahwa TR
pada mulanya menaik, kemudian mencapai maksimum, dan setelah mencapai maksimum
selanjutnya terus menurun dan bias sampai titik nol. Kurve TR mencapai maksimum
pada saat MR = 0. Selama kurve permintaan berslope negatif, kurve MR juga berslope
negatif. MR berada di bawah harga untuk setiap jumlah produk di atas nol.
Perbedaan antara MR dan harga tergantung pada elastisitas permintaan.
TR
TR
|
|
Jumlah Produk (Q)
|
Harga (P)
|
|
|
|
E > 1
|
|
|
|
E = 1
|
|
|
E < 1
|
|
MR
|
D ( Permintaan) = AR
|
|
|
|
O
|
Jumlah Produk (Q)
|
Gb. 7.12. Hubungan Antara TR,
Permintaan, dan MR
Keseimbangan atau Maksimisasi Keuntungan Monopol
Jangka Pendek
Analisis keuntungan dapat dilakukan melalui dua
pendekatan, yaitu (1) pendekatan TR-TC, dan (2) pendekatan MR-MC.
Pendekatan TR-TC
Dalam jangka pendek, pengusaha monopoli akan
mencapai keuntungan maksimum jika ia memproduksi dan menjual pada tingkat
output di mana perbedaan positif antara TR dan TC adalah paling besar. Atau ia
meminimumkan kerugian jika perbedaan negatif antara TR dan TC paling kecil.
Secara grafis, keuntungan maksimum pada perusahaan monopoli dapat ditunjukkan
dalam Gb. 7.13 berikut.
TR dan TC
TC
B
TR
A
Keuntungan maksimum
Jumlah produk (Q)
Gb. 7.13 TR,TC, dan Keuntungan
Maksimum
Pada Gb. 7.13 terlihat bahwa disebelah kiri titik A dan disebelah kanan
titik B, TC berada diatas TR, berarti biaya total melebihi nilai penjualan
total sehingga perusahaan menderita kerugian. Dengan kata lain, keuntungan
hanya diperoleh antara titik A dan titik B.
Pendekatan MR-MC
Sesuai dengan dalil keuntungan, bahwa keuntungan
maksimum akan dicapai ketika pengusaha memproduksi dan menjual produknya pada
tingkat dimana MR sama dengan MC. Analisis keuntungan dengan pendekatan ini
telah dengan jelas dibahas dalam Bab VI pada kasus kurve permintaan menurun (
hal. 67). Berikut ini diberikan penjelasan ulang secara grafis ( Gb. 7.14).
![](file:///C:/Users/Fujitsu/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image031.jpg)
Harga
|
dan Biaya
|
|
FFF
|
GB. 7.14.
Pendekatan MR-MC
|
|
|
|
|
|
|
|||
|
|
|
F
|
MC
|
|
|
P*
|
|
A
|
|
|
|
|
|
|
|
ATC
|
|
||
|
|
|
|
|||
C*
|
|
|
|
|
|
|
B
|
|
E
|
D
|
|
||
|
|
|
||||
|
|
|
MR
|
|
|
|
0
|
|
|
|
|
Q
|
|
|
Q*
|
|
|
|||
|
|
|
|
|
Dari Gb. 7.14 terlihat bahwa ekuilibrium jangka pendek terjadi pada
titik E dimana MC = MR. Pada kondisi ini produk yang dijual adalah 0Q* dengan harga 0P* dan rata-rata biaya total 0C* ( = C*B ).
Keuntungan per unit adalah 0P* – 0C* = P*C* Sehingga keuntungan monopoli jangka pendek
adalah P*C* x 0Q* = P*ABC* ( luas
terarsir).
Jika Gb. 7.14 menggambarkan kondisi pasar
bersaing, maka titik ekuilibrium adalah pada titik F, dimana kurve permintaan
berpotongan dengan MC yang berarti MC = P ( syarat ekuilibrium pasar bersaing).
Dengan demikian pasar bersaing akan menurunkan harga dan memperbesar jumlah
produk .
Pendekatan Matematis
Keuntungan (Ï€ ) adalah nilai penjualan total (
TR ) dikurangi biaya total (TC)
atau dapat ditulis :
Ï€ = TR – TC
|
( 8 )
|
Karena TR = P Q, maka Ï€ = P Q – TC
Karena Q = f ( P ) dan P = f ( Q ) dan syarat
tercapainya keuntungan maksimum
adalah maka
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
Agar tercapai keuntungan maksimum maka :
|
|
|
|
|
|
|
|
|
= 0
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||
Karena
|
|
|
|
|
|
|
|
= MR (
lihat rumus 5 dan 6) dan
|
|
= MC
|
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||
maka
|
MR –
MC = 0 atau
|
|
|
|
|||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
MR =
MC
|
( 9 )
|
|
Persamaan ( 9 ) merupakan syarat tercapainya keuntungan maksimum atau
kondisi keseimbangan pada perusahaan monopoli. Syarat ini juga berlaku bagi
perusahaan bersaing, namun karena pada perusahaan bersaing berlaku ketentuan MR
= AR = P maka syarat tercapainya keuntungan maksimumnya menjadi MC = P.
Keseimbangan Dalam Jangka Panjang
Pada perusahaan bersaing dalam jangka panjang
hanya memperoleh keuntungan normal, dimana harga produk sama dengan biaya total
rata-rata minimum. Namun, pada perusahaan monopoli dalam jangka panjang masih
dapat memperolek kuntungan yang melebihi normal. Untuk menjelaskan analisis
keseimbangan monopoli dalam jangka panjang , dapat dilihat Gb. 7.15 beikut.
Hatga dan Biaya
|
|
|
|
|
||
|
|
|
SMC
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
P1
|
|
|
SAC
|
LMC
|
|
|
C1
|
|
|
|
|
|
|
P2
|
|
|
|
|
|
|
C2
|
|
|
|
LAC
|
|
|
|
|
|
|
D
|
|
|
|
|
|
MR
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
0
|
|
Q1
|
Q2
|
Q
|
|
|
Gb.
7.15. Analisis Keseimbangan Monopoli Jangka Panjang
|
|
|||||
Keterangan
|
:
|
|
|
|
|
|
D
|
: Kurve permintaan jangka pendek dan jangka
panjang
|
|
||||
MR
|
: Marginal Revenue jangka pendek dan jangka
panjang
|
|
||||
SMC
|
: Short-run Marginal Cost
|
|
|
|
||
SAC
|
: Short-run Average Total Cost
|
|
||||
LMC
|
: Long-run Marginal Cost
|
|
|
|
||
LAC
|
: Long-run Average Total Cost
|
|
||||
|
|
Dalam
|
jangka pendek
|
perusahaan
monopoli mencapai keadaan
|
|
keseimbangan pada saat memproduksi dan menjual produk sebanyak Q1 dengan harga jual P1 dan biaya total rata-rata C1. Dalam jangka panjang perusahaan monopoli akan
mencapai keadaan keseimbangan pada saat memproduksi dan menjual produk sebanyak
Q2 dengan harga jual P2 dan biaya total rata-rata C2. Jadi jelas bahwa dalam jangka panjang, perusahaan
monopoli masih memperoleh keuntungan di atas normal karena harga produk masih
diatas biaya total rata-ratanya ( OP2> OC2).
B.2.3. Tugas Belajar
Secara individu mahasiswa diminta untuk :
1. Membuat
sebuah contoh hipotetis pasar monopoli.
2.
Mendeskripsikan kenapa contoh tersebut
dikategorikan sebagai pasar monopoli.
B.3. Kegiatan 3: Pasar Persaingan Monopolistik
B.3.1. Tujuan Kegiatan
Setelah mempelajari bagian ini, mahasiswa
diharapkan dapat:
·
Memahami pengertian dan asumsi pasar persaingan
monopolistik.
·
Memahami mekanisme equilibrium pasar persaingan
monopolistik baik jangka pendek maupun jangka panjang
B.3.2. Uraian Materi Belajar 3
Pasar monopolistik pada dasarnya adalah pasar
yang berada di antara dua jenis bentuk pasar yang ekstrem, yaitu persaingan
sempurna dan monopoli. Oleh karena itu sifat-sifat bentuk pasar ini mengandung
unsur-unsur sifat pasar monopoli dan sifat pasar persaingan sempurna. Secara
umum, pasar persaingan
monopolistik dapat didefinisikan sebagai suatu pasar di mana terdapat
banyak produsen/penjual yang menghasilkan dan menjual produk yang berbeda
coraknya (
differentiated product). Ciri-ciri pasar persaingan monopolistik
selengkapnyaadalah sebagai berikut:
1). Terdapat banyak penjual.Terdapat
banyak penjual tetapi tidak sebanyak pada pasar persaingan sempurna.
Perusahaan-perusahaan dalam pasar persaingan monopolistik mempunyai ukuran yang
relatif sama.
2). Produknya tidak homogen ( berbeda corak). Produk
perusahaan persainganmonopolistik berbeda coraknya dan secara fisik mudah untuk
membedakan antara produk perusahaan yang satu dengan produk perusahaan lainnya.
Sifat ini adalah sifat yang penting untuk membedakannya dengan sifat pada pasar
persaingan sempurna. Perbedaan-perbedaan lain dapat berupa pembung-
kusannya, cara pembayaran dalam pembelian, pelayanan penjualan, dan
sebagainya. Karena perbedaan corak tersebut maka produk perusahaan-perusahaan
persaingan monopolistik tidak bersifat substitusi sempurna. Mereka hanya
bersifat substitusi dekat (close substitute) . Perbedaan-perbedaan
inilah yang menjadi sumber kekuatan monopoli dari perusahaan-perusahaan dalam
pasar persaingan monopolistik.
3). Perusahaan mempunyai sedikit kekuatan
mempengaruhi harga. Kekuatanmempengaruhi harga tidak sebesar pada
pasar monopoli dan oligopoly. Kekuatan mempengaruhi harga bersumber dari
perbedaan corak produk. Perbedaan ini mengakibatkan para pembeli akan memilih.
Pembeli dapat lebih menyukai produk suatu perusahaan tertentu dan kurang
menyukai produk perusahaan lainnya. Sehingga jika suatu perusahaan menaikkan harga, ia
masih dapat menarik pembeli walaupun tidak sebanyak sebelum kenaikan harga.
Sebaliknya jika suatu perusahaan menurunkan harga, belum tentu diikuti oleh
kenaikan permintaan produk yang dihasilkan.
4). Masuk ke dalam industri/pasar relative mudah. Masuk ke
dalam pasarpersaingan monopolistik tidak seberat masuk pasar monopoli dan
oligopoly tetapi tidak semudah masuk pasar persaingan sempurna. Hal ini
disebabkan ,
(1) modal
yang diperlukan relatif besar dibandingkan dengan perusahaan pada pasar
persaingan sempurna dan (2) harus menghasilkan produk yang berbeda dengan
produk yang sudah ada di pasar.
5). Persaingan promosi penjualan sangat aktif. Dalam
pasar persainganmonopolistik harga bukan penentu utama besarnya pasar. Suatu
perusahaan mungkin menjual produknya dengan harga cukup tinggi tetapi masih
dapat menarik banyak pelanggan. Sebaliknya mungkin suatu perusahaan menjual
produknya dengan harga yang cukup murah tetapi tidak banyak menarik pelanggan.
Oleh karena itu untuk menarik para pelanggan, perusahaan harus aktif melakukan
promosi, memperbaiki pelayanan, mengembangkan desain produk, meningkatkan mutu
produk, dan sebagainya.
Keseimbangan Jangka Pendek
Kurve permintaan perusahaan persaingan
monopolistik merupakan peralihan dari kurve permintaan perusahaan persaingan
sempurna dan kurve permintaan perusahaan monopoli. Jadi, kurve tersebut sedikit
miring dari kiri atas ke kanan bawah. Ini berarti bahwa elastisitas permintaannya
lebih kecil dari elastisitas permintaan perusahaan persaingan sempurna tetapi
lebih besar dari elastisitas permintaan perusahaan monopoli. Analisis
keseimbangan pada perusahaan persaingan monopolistik sama dengan analisis pada
perusahaan monopoli. Bedanya, permintaan yang dihadapi perusahaan monopoli
adalah seluruh permintaan pasar, sedang yang dihadapi perusahaan persaingan
monopolistik adalah sebagian dari permintaan pasar.
Dua keadaan keseimbangan perusahaan persaingan
monopolistik ditunjukkan dalam Gb. 7.16. Gb. 7.16.a menunjukkan keadaan dimana
perusahaan memperoleh keuntungan dan Gb. 7.16.b menunjukkan perusahaan
menderita kerugian.
Harga dan Biaya
MC
P A
ATC
C B
D
|
|
MR
|
|
|
|
|
|
0
|
Q
|
Jumlah Produk
|
Gb. 7.16.a Perusahaan Memperoleh
Keuntungan
![](file:///C:/Users/Fujitsu/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image041.jpg)
Harga dan Biaya
|
|
|
MC
|
P1
|
A
|
|
ATC
|
C1
|
B
|
|
|
|
D
|
|
|
MR
|
|
|
|
|
|
0
|
Q1
|
Jumlah Produk
|
Gb.
7.16.b Perusahaan Mengalami Kerugian
Gb. 7.16.a menunjukkan bahwa perusahaan memperoleh keuntungan maksimum
pada tingkat produksi dan penjualan sebesar Q dan tingkat harga sebesar P
karena pada keadaan ini terpenuhi dalil keuntungan ( MR = MC ). Luas PABC
menunjukkan jumlah keuntungan maksimum yang diperoleh. Gb. 7.16.b
menunjukkan bahwa kerugian minimum pada tingkat produksi dan penjualan sebesar
Q1 dan tingkat harga P1. Kerugian minimum sebesar P1ABC1.
Keseimbangan Jangka Panjang
Perolehan keuntungan diatas normal seperti
ditunjukkan dalam Gb. 7.16.a, mengundang masuknya perusahaan-perusahaan baru.
Akibatnya, setiap perusahaan akan menghadapi permintaan yang lebih sedikit pada
berbagai tingkat harga. Ini berarti bahwa masuknya perusahaan-perusahaan baru
mengakibatkan
kurve permintaan dan tentunya juga kurve MR perusahaan persaingan
monopolistik bergeser ke kiri. Masuknya perusahaan-perusahaan baru akan
berlangsung terus sehingga perusahaan hanya menerima keuntungan normal. Jadi,
dalam jangka panjang, perusahaan dalam pasar persaingan monopolistik hanya
menerima keuntungan normal, seperti halnya perusahaan dalam pasar persaingan
sempurna. Gb. 7.17 menunjukkan keseimbangan perusahaan persaingan monopolistik
dalam jangka panjang.
![](file:///C:/Users/Fujitsu/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image043.jpg)
Harga dan Biaya
MC ATC
E
PL
|
|
D
|
|
|
MR
|
|
|
|
|
|
|
0
|
QL
|
Jumlah Produk
|
|
Gb. 7 .17.
Keseimbangan Jangka Panjang
|
|
|
Gb. 7.17 menunjukkan bahwa PL adalah
sama dengan biaya total rata-rata (ATC) yang berarti perusahaan memperoleh
keuntungan normal. Sifat perusahaan persaingan monopolistik ketika memperoleh
keuntungan normal berbeda dengan sifat perusahaan persaingan sempurna yang juga
ketika memperoleh keuntungan normal. Perbedaan tersebut adalah (1) harga jual
produk dan biaya produksi pada perusahaan persaingan monopolistik lebih tinggi
dibanding pada perusahaan persaingan sempurna, dan (2) kegiatan produksi pada perusahaan
persaingan monopolistik belum mencapai tingkat optimal ( tingkat produksi
dengan biaya per unit paling rendah).
Sebaliknya jika perusahaan menderita kerugian
minimum seperti ditunjukkan dalam Gb. 7.16.b, maka ia akan keluar dari pasar.
Akibatnya, jumlah perusahaan dalam pasar semakin sedikit sehingga jumlah
permintaan yang dihadapi perusahaan-perusahaan yang masih ada menjadi lebih
besar. Ini berarti bahwa kurve permintaan akan bergeser ke kanan. Kejadian
keluarnya perusahaan dari pasar akan berlangsung terus sampai perusahaan
memperoleh keuntungan normal seperti ditunjukkan dalam Gb. 7.17. Dalam keadaan
seperti ini tidak ada lagi perusahaan yang masuk ke pasar dan juga tidak ada
lagi yang keluar dari pasar. Oleh karena itu Gb. 7.17 tersebut menunjukkan
keseimbangan jangka panjang perusahaan persaingan monopolistik.
Sifat-sifat perusahaan persaingan monopolistik
demikian tentu akan merugikan masyarakat, karena seandainya mereka beroperasi
seperti perusahaan persaingan sempurna maka masyarakat konsumen akan dapat
membeli produk dengan harga yang lebih rendah dan jumlah produk yang lebih
banyak.
B.3.3. Tugas Belajar
Secara individu mahasiswa diminta untuk :
1. Membuat
sebuah contoh hipotetis pasar persaingan monopolistik.
2.
Mendeskripsikan kenapa contoh tersebut
dikategorikan sebagai pasar persaingan monopolistik.
B.4. Kegiatan 4: Pasar Duopoli dan Oligopoli
B.4.1. Tujuan Kegiatan
Setelah mempelajari bagian ini, mahasiswa
diharapkan dapat:
·
Memahami pengertian dan asumsi pasar duopoli dan
oligopoli.
·
Memahami mekanisme equilibrium pasar duopoli dan
oligopoli baik jangka pendek maupun jangka panjang
B.4.2. Uraian Materi Belajar 4
Duopoli adalah keadaan di mana hanya ada dua
perusahaan yang menguasai pasar. Oleh karena itu setiap tindakan yang dilakukan
oleh pengusaha yang satu akan mempengaruhi kebijakan pengusaha lainnya, baik
dalam hal menentukan harga, kapasitas produksi, kualitas produk, dan
sebagainya. Apabila produk yang dihasilkan oleh pengusaha duopoli homogen, maka
pasar dinamakan duopoli murni ( pure duopoly) . Apabila produk yang
dihasilkan tidak homogen tetapi bersifat dapat
mensubstitusi, maka pasar dinamakan duopoli yang dibedakan (
differentiatedduopoly).
Pasar oligopoli sama saja dengan pasar duopoli,
hanya saja dalam pasar oligopoli jumlah perusahaan yang menguasai pasar lebih
dari dua tetapi tidak banyak (oligos = sedikit) sehingga tindakan dari
pengusaha yang satu akan mempengaruhi kebijakan dari pengusaha lainnya. Apabila
produk yang dihasilkan oleh pengusaha oligopoli homogen maka pasar dinamakan
oligopoli murni ( pureoligopoly) dan apabila produk yang dihasilkan
tidak homogen maka dinamakanoligopoli yang dibedakan ( differentiated
oligopoly).
Duopoli
Pasar duopoli jarang sekali ditemukan dalam
kenyataan. Oleh karena itu teori pasar duopoli lebih banyak menggunakan
asumsi-asumsi, bahkan ada yang perlu dikhayalkan. Namun, teori duopoli sangat
berguna sebagai dasar bagi penyusunan teori pasar oligopoli.
Teori pasar duopoli, pertama kali dikemukakan
oleh ekonom Perancis Antoine Augustin Cournot pada tahun 1838 dalam
karangannya berjudul “Researches into the Mathematical Principles of the Theory
of Wealth”. Teori Cournot banyak dikrikik oleh ahli-ahli ekonomi, terutama
tentang asumsi-asumsinya karena dianggap tidak masuk akal. Betrand-Edgeworth
juga telah membuat teori duopoli yang dapat dianggap sebagai penyempurnaan
teori Cournot.
Untuk analisis pasar duopoli dapat digambarkan
sebagai berikut. Misalnya, hanya ada pengusaha A dan pengusaha B yang menguasai
pasar produk tertentu. Setiap tindakan yang dilakukan pengusaha A akan
mempengaruhi kebijakan yang diambil oleh pengusaha B dan begitu pula
sebaliknya. Oleh karena itu untuk dapat meramalkan dengan baik tentang tindakan
yang akan dilakukan oleh pengusaha pesaingnya maka pengusaha duopoli harus
selalu memperhatikan perilaku pengusaha pesaingnya tersebut. Untuk hal ini
tentu tidak mudah.
Teori duopoli disusun berdasarkan asumsi-asumsi
tentang perilaku pengusaha-pengusaha pesaing. Dengan demikian apabila
asumsi-asumsi itu diubah, tentu akan muncul teori baru. Inilah yang menyebabkan
adanya berbagai teori duopoli, karena asumsi-asumsi yang digunakan oleh para
ahli yang menyusun teori berbeda.
Teori Duopoli Cournot
Dalam teori ini dua pengusaha duopoli
menghasilkan produk yang homogen. Asumsi pokok yang digunakan adalah pada waktu
pengusaha duopoli memaksimumkan keuntungannya, jumlah produk yang dihasilkan
oleh pesaingnya tidak tergantung dari jumlah produk yang dihasilkan oleh
pengusaha yang pertama.
Analisis keseimbangan dengan teori Cournot adalah sebagai berikut.
Misalkan fungsi permintaan pasar dinyatakan
sebagai :
p = f (q1 + q2)
|
( c.1 )
|
|
dimana p
|
= harga produk homogen yang dijual
|
|
q1
|
= jumlah produk yang dihasilkan pengusaha
duopoli A
|
|
q2
|
= jumlah produk yang dihasilkan pengusaha
duopoli B.
|
|
Keuntungan dari masing-masing pengusaha duopoli tersebut adalah:
|
||
Î 1 = p q1 – c1
|
( c.2 )
|
|
Î 2 = p q2 – c2
|
( c.3 )
|
|
Dimana Î 1
|
= keuntungan pengusaha duopoli A
|
|
Î 2
|
= keuntungan pengusaha duopoli B
|
|
c1
|
= biaya produksi perusahaan A
|
|
c2
|
= biaya produksi perusahaan B
|
|
pq1
|
= nilai penjualan total (
total revenue = TR) pengusaha duopoli A
|
|
pq2
|
= nilai penjualan total ( TR ) pengusaha
duopoli B.
|
|
Untuk memaksimumkan keuntungan pengusaha duopoli
berlaku ketentuan :
(c.4)
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
(c.5)
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
Ini berarti bahwa masing-masing pengusaha tersebut harus menyamakan
nilai produk marginal (MR) dengan biaya marginal (MC). Sehingga MR1 = MC1 dan MR2 = MC2.
Dalam analisis Cournot, masing-masing pengusaha
duopoli memaksimumkan keuntungan berkaitan dengan tingkat produk yang
dihasilkan. Jadi, MR pengusaha duopoli tidak perlu sama karena jumlah produk
yang dihasilkan tidak sama. Karena
q = q1 + q2
|
dan
|
|
|
=
|
|
= 1
maka
|
|
|||||
|
|
|
|
|||||||||
MR duopoli
|
:
|
|
|
|
|
= p + qi
|
|
dimana
i = 1 , 2.
|
|
|||
|
|
|
|
|
|
|||||||
|
= p + q1
|
|
|
= MR1
|
|
|||||||
|
|
|
|
|||||||||
|
|
|
|
|
= p + q2 = MR2
![](file:///C:/Users/Fujitsu/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image047.png)
Dengan anggapan kurve permintaan berslope negatif ( ∂p/∂q < 0),
berarti bahwa pengusaha duopoli dengan jumlah produk yang lebih besar akan
mempunyai MR lebih kecil.
Pasar duopoli akan mencapai keseimbangan apabila
jumlah q1 dan q2 sedemikian rupa sehingga masing-masing
pengusaha duopoli akan mencapai keuntungan maksimum. Proses pemecahan untuk
keseimbangan tersebut adalah dengan memecahkan persamaan-persamaan (c.4 ) dan (
c.5) untuk memperoleh nilai q1 dan q2. Sebelum memperoleh tingkat produk
keseimbangan, terlebih dahulu perlu menambah suatu langkah, yaitu dengan
memasukkan fungsi reaksi (reaction function). Fungsi reaksi tersebut
adalah :
q1 = f ( q2 ) Ã dipecahkan dengan persamaan c.4 ( c.6 ) q2 = g ( q1 ) Ã dipecahkan dengan persamaan c.5 (c.7 ) Persamaan c.6 merupakan fungsi
reaksi pengusaha duopoli A yang akan memberikan nilai q1 yang memaksimumkan Î 1 untuk setiap nilai q2 tertentu.
Sedang persamaan c.7 merupakan fungsi reaksi pengusaha B yang akan
memberikan nilai q2 yang
memaksimumkan Î 2 untuk
setiap nilai q1
tertentu. Nilai keseimbangan adalah nilai pasangan q1 dan q2 yang
memenuhi kedua fungsi reaksi tersebut.
|
Misal, dipunyai fungsi
permintaan pasar dan fungsi biaya
sebagai berikut:
|
|||
P
|
= A – B (q1 + q2)
|
( fungsi permintaan pasar)
|
||
C1 = a1q1
|
+ b1q1
|
2
|
( fungsi biaya perusahaan A)
|
|
C2
|
= a2q2
|
+ b2q2
|
2
|
( fungsi biaya perusahaan B)
|
Keuntungan pengusaha duopoli adalah:
|
||||
Î 1
|
= Aq1 – B
(q1 + q2) q1 - a1q1 + b1q12
|
|||
Î 2
|
= Aq2 – B
(q1 + q2) q2 - a2q2 + b2q22
|
= A – B
(2q1 + q2) - a1 +2 b1q1 = 0
= A – B (q1 +2 q2) - a2 +2 b2q2 = 0
Dari persamaan diatas diperoleh fungsi reaksi
sebagai berikut:
A – B (2q1 + q2) - a1 +2 b1q1 = 0
A - a1 – Bq2 = ( 2B + 2b1 ) q1
q1 =
![](file:///C:/Users/Fujitsu/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image048.png)
q1 =
|
|
|
|
|
|
|
|
q2Ã fungsi reaksi
|
pengusaha A
|
(c.8 )
|
|
||
|
|
|
|
|
|||||||||
A – B (q1 +2q2) - a2 + 2 b2q2 = 0
|
|
|
|
||||||||||
A – a2 – Bq1 = ( 2B + 2b2 ) q2
|
|
|
|
||||||||||
q2 =
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
q2 =
|
|
|
|
|
|
|
|
q1Ã fungsi reaksi
|
pengusaha B
|
( c.9
)
|
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||
Karena B, b1, dan b2 bernilai positif maka kenaikan salah satu
produk pengusaha duopoli menyebabkan penurunan produk optimum pengusaha duopoli
lainnya. Dengan memecahkan persamaan c.8 dan c.9 secara simultan akan diperoleh
pasangan nilai q1 dan q2 yang menunjukkan keadaan keseimbangan.
Secara grafis fungsi reaksi tersebut dapat
digambarkan seperti Gb. 7.18 .
![](file:///C:/Users/Fujitsu/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image050.jpg)
q2
q1 = f ( q2 )
Titik
keseimbangan
E
|
q2 = g ( q1)
|
|
|
0
|
|
q1
|
|
|
|
||
Gb. 7.18 Grafik fungsi reaksi
|
|
|
Contoh soal teori Cournot:
Misalkan
fungsi permintaan pasar dan fungsi biaya produksi pengusaha duopoli adalah :
P = 150 –
0,5 ( q1 + q2 ) C1 = 4 q1
C2 = 0,4 q22
Berapa nilai q1 dan q2 dalam keadaan keseimbangan ?
Pemecahan :
Keuntungan pengusaha duopoli adalah sebagai
berikut:
∏1 = q1 ( 150 –
0,5 q1 – 0,5 q2 ) – 4 q1
= 150 q1 – 0,5 q12 – 0,5 q1q2 – 4 q1
= 146 q1 –0,5 q12 – 0,5 q1q2
115
∏2 = q2 ( 150 –
0,5 q1 – 0,5 q2 ) – 0,
4 q22
= 150 q2 – 0,5 q1q2 – 0,5 q22 – 0,4 q22
= 150 q2 – 0,5 q1q2 – 0,9 q22
Keuntungan maksimumnya adalah :
= 146 – q1 – 0,5 q2 = 0
q1 = 146 – 0,5 q2----------------- ( fungsi reaksi
duopolis I )
= 150 – 0,5 q1 – 1,8 q2
= 0 1,8 q2 = 150 – 0,5 q1
q2 = 83 ⅓
- 5/18 q1
----------- ( fungsi reaksi
duopolis II )
2 q1
|
+
|
q2
|
= 292
|
|
5/18 q1
|
+
|
q2
|
= 83 ⅓
|
|
-----------------------------------
-
|
||||
31/18 q1
|
|
|
= 208 ⅔
|
|
q1
|
= 1215/31
|
|
||
121⅔
|
= 146 – 0,5 q2Ã 0,5 q2 = 146 - 121⅔
|
|||
q2
|
= 49 21/31
|
|
||
Jadi, pada waktu q1 = 121⅔ dan q2 = 49 21/31 , pasar
duopoli dalam keadaan keseimbangan. Ini berarti bahwa pengusaha duopoli
memperoleh keuntungan maksimum.
Secara grafis keadaan keseimbangan tersebut
dapat digambarkan seperti Gb. 7.19 berikut.
![](file:///C:/Users/Fujitsu/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image052.jpg)
q2
300
250
200
q1 = 146 – 0,5
q2
![](file:///C:/Users/Fujitsu/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image053.jpg)
150
100
E
q
= 831/
- 5/
q
ERRRRE238 1
50
50 100
150
|
200 250
300
|
q1
|
Gb. 7.19. Fungsi-Fungsi
|
Reaksi
Pengusaha-Pengusaha Duopoli
|
|
|
|
Pada titik E terjadi keseimbangan pasar duopoli, di mana saat iru kedua
pengusaha duopoli memperoleh keuntungan maksimum.
Teori Kinked Demand Curve ( Kuve Permintaan yang
Patah)
Teori ini mengasumsikan bahwa kurve permintaan
bagi pengusaha duopoli merupakan kurve permintaan yang patah. Untuk analisis
keseimbangan, diperlukan beberapa asumsi lagi, yaitu :
1). Harga pasar yang memuaskan bagi kedua
pengusaha duopoli terlah terbentuk, misalnya P.
2). Apabila salah satu pengusaha duopoli menurunkan harga , pengusaha
pesaingnya juga akan menurunkan harga agar tidak kehilangan pembeli.
3). Apabila salah satu pengusaha duopoli
menaikkan harga, pengusaha pesaingnya tidak akan mengikuti menaikkan harga
sehingga sebagian pembeli pindah kepadanya.
Keadaan ini menyebabkan harga pada pasar oligopoli biasanya tegar (
tidak mudah berubah).
Berdasarkan asumsi-asumsi diatas, kurve
permintaan pengusaha oligopoli akan berupa kurve yang patah seperti dapat
dilihat pada Gb. 7.20 berikut.
![](file:///C:/Users/Fujitsu/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image055.jpg)
Harga dan Biaya
|
Gb. 7.20 Kurve Permintaan Patah
|
|
||
|
F1
|
( Solusi Sweezy)
|
|
|
|
|
|
||
C
|
|
|
||
P*
|
E
|
MC
|
|
|
|
|
C’
|
|
|
A
|
|
|||
|
|
|||
|
|
|
AC
|
|
B
F
0 Q* D Q
Misalkan harga keseimbangan pasar
yang memuaskan kedua pengusaha duopoli telah terbentuk pada tingkat P* seperti terlihat pada Gb. 7.20. Selanjutnya
pada Gb. 7.20 dapat dilihat
pula bahwa kurve permintaan
bagi suatu pengusaha duopoli
adalah CEF yang patah pada titik E. Titik E ini merupakan titik
keseimbangan harga ( P* ) dan kapasitas produksi ( Q* ) bagi pengusaha duopoli tersebut.
Apabila pengusaha duopoli tersebut menurunkan
harga dari tingat P*, maka
pengusaha duopoli lain akan mengikutinya. Akibatnya kurve permintaan bagi
pengusaha yang menurunkan harga menjadi EF, di mana elastisitas permintaan
kurve EF sama dengan elastisitas permintaan pasar.
Sebaliknya jika pengusaha duopoli tadi menaikkan
harga dan pengusaha pesaingnya juga menaikkan harga maka kurve permintaannya
pada harga yang menaik adalah kurve EF‟ yang
elastisitas permintaannya juga sama dengan elastisitas permintaan pasar. Tetapi
karena menurut asumsi bahwa tindakan menaikkan harga oleh suatu pengusaha
duopoli tidak akan diikuti oleh pengusaha pesaingnya, maka kurve permintaan
bagi pengusaha yang menaikkan harga tersebut menjadi EC yang elastisitas
permintaannya menjadi lebih besar dari pada elastisitas permintaan pasar. Hal
ini disebabkan karena sebagian pembeli atau mungkin seluruhnya pindah ke
pengusaha pesaingnya yang tidak menaikkan harga. Jadi yang menyebabkan kurve
permintaan suatu pengusaha duopoli patah adalah karena tindakannya
menaikkan harga tidak diikuti oleh pengusaha pesaingnya.
Dengan patahnya kurve permintaan suatu pengusaha
duopoli, dengan sendirinya kurve nilai prnjualan marginalnya (MR) menjadi tidak
kontinyu, yaitu CABD. Dengan MC dan AC seperti yang terlihat pada Gb. 7.20,
maka posisi keseimbangan ( = keuntungan maksimum) adalah pada tingkat penjualan
produk sebesar Q* dengan
tingkat harga P*.
Seandainya terjadi perubahan biaya, selama perubahan tersebut masih dalam
interval AB pada kurve MR, maka tingkat produk dan tingkat harga semula tidak
akan berubah. pada pasar duopoli atau oligopoli harga. Tetapi jika perubahan
biaya cukup besar sehingga keluar dari interval AB maka pengusaha cenderung
untuk mengubah tingkat produk dan tingkat harganya. Hal inilah yang menyebabkan
mengapa pada pasar duopoli atau oligopoli harga bersifat tegar ( tidak mudah
berubah), asal perubahan biaya atau permintaan bersifat moderat ( tidak terlalu
besar).
Oligopoli
Seperti telah dikemukanan diatas bahwa teori
duopoli merupakan dasar bagi teori pasar oligopoli. Pada dasarnya terdapat dua
teori pokok dalam analisis pasar oligopoli, yaitu :
1). Antara satu pengusaha dengan pengusaha
lainnya di dalam melakukan kegi-atannya tidak terdapat suatu ikatan tertentu (
independent action).
2). Antara pengusaha-pengusaha yang ada dalam
pasar oligopoli menjalin suatu ikatan (collusion) tertentu. Ikatan ini
ada yang sempurna ( perfect collusion) dan ada yang tidak sempurna (imperfect
collusion).
Tidak Ada Ikatan Antar Pengusaha
Akibat dari bebasnya masing-masing pengusaha di
dalam menentukan kebijakan kebijakannya, terutama kebijakan harga dan produksi,
adalah timbulnya perang harga diantara sesama pengusaha oligopoli tersebut.
Akhir dari perang harga ini adalah membuat kehancuran bagi beberapa pengusaha
tertentu. Sampai di mana kemampuan pengusaha oligopoli di dalam perang harga
ini, sangat tergantung kepada produk yang dihasilkan dan biaya produksinya.
Apabila produk dalam pasar oligopoli adalah homogen ( oligopoli murni ) maka
tiap-tiap pengusaha hanya akan turut dalam perang harga sampai batas keuntungan
normal. Jika produk yang dihasilkan tidak homogen ( oligopoli yang dibedakan)
maka pengusaha akan turut dalam perang harga sampai pada tingkat harga dimana
biaya rata-rata (AC) sama dengan nilai penjualan rata-rata (= P ). Untuk lebih
jelasnya perhatikan Gb. 7.21 berikut.
![](file:///C:/Users/Fujitsu/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image057.jpg)
Harga Harga
MC
MC AC
AC P2
P1
D2
0
|
Q1
|
Q
|
0
|
Q2
|
MR2
|
Gb. 7.21.a Oligopoli Murni
|
|
Gb. 7.21.b
|
Oligopoli yang
Dibedakan
|
Gb. 7.21.a menunjukkan keadaan suatu perusahaan
oligopoli murni dalam perang hatga. Pengusaha itu hanya akan turut dalam perang
harga sampai harga sebesar P1 dengan
jumlah ptoduk yang dihasilkan sebesar Q1, dimana
harga sama dengan biaya rata-rata ( P1 = AC).
Jika harga dibawah P1 maka
pengusaha akan
memberhentikan perusahaannya karena dalam jangka panjang ia akan
menderita kerugian.
Gb. 7.21.b menunjukkan keadaan suatu perusahaan
“oligopoli yang dibedakan” dalam perang harga . Pengusaha ini hanya akan dapat
mengikuti perang harga sampai pada tingkat harga P2 dengan tingkat produksi Q2, dimana harga sama dengan biaya rata-rata (AC).
Tetapi kapasitas produksi Q2 belum
optimum, karena produksi optimum dicapai pada saat MC = AC. Jika harga lebih
rendah dari pada P2 maka
perusahaan terpaksa harus ditutup karena biaya rata-rata lebih besar dari pada
nilai penjualan rata-rata.
Penggabungan Sempurna Antar Perusahaan
Teori ini mengasumsikan bahwa masing-masing
pengusaha oligopoli merupakan bahagian dari suatu industri. Dengan kata lain
semua perusahaan oligopoli menggabungkan diri secara sempurna menjadi suatu
perusahaan besar, misalnya kartel. Dengan demikian, kartel merupakan perusahaan
monopoli murni dengan anggota beberapa perusahaan oligopoli.
Atas dasar prinsip-prinsip monopoli, maka
permintaan kartel adalah permintaan pasar, sedang biaya marginalnya ( MC )
merupakan jumlah MC seluruh perusahaan oligopoli yang tergabung dalam kartel
itu. Dengan diketahuinya permintaan pasar dapat dihitung nilai penjualan
marginal (MR) kartel. Berdasarkan dalil keuntungan pada perusahaan monopoli,
yaitu MC = MR, maka dapat ditentukan jumlah dan harga penjualan produk kartel
yang memberikan keuntungan maksimum. Harga penjualan kartel juga merupakan
harga penjualan bagi masing-masing perusahaan oligopoli yang tergabung dalam
kartel tersebut. Jumlah penjualan produk perusahaan oligopoli yang tergabung
dalam kartel dapat
ditentukan dengan terpenuhinya syarat seperti rumus berikut :
|
|
MRK = MC1 = MC2 =
…………… = MCn
|
( o.1)
|
dimana : MRK =
Marginal Revenue Kartel dan MC1, MC2, ……, BMn adalah biaya
marginal masing-masing perusahaan oligopoli yang
tergabung dalam kartel. Keuntungan kartel adalah jumlah keuntungan semua
perusahaan yang
tergabung dalam kartel tersebut, sehingga dapat ditulis :
|
|
∏K = ∏1 + ∏2 + ∏3 + …….
+ ∏n
|
( o.2 )
|
Demikian pula jumlah produk yang dihasilkan kartel adalah jumlah semua
produk yang dihasilkan oleh semua perusahaan yang tergabung dalam kartel
tersebut, sehingga dapat ditulis ;
QK = Q1 + Q2 + Q3 + …….. + Qn
|
( o.3
)
|
|
Perlu diperhatikan bahwa keuntungan maksimum adalah untuk kartel,
sedangkan untuk masing-masing perusahaan anggota kartel tidak selalu memperoleh
keuntungan maksimum.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini diberikan
contoh pemecahan secara matematis. Misalkan ada tiga perusahaan oligopoli yang
memproduksi produk homogen. Ketiga perusahaan tersebut bergabung dalam suatu
kartel. Permintaan pasar terhadap produk kartel tersebut adalah : Q = 1000 – ½
P. Fungsi biaya masing-masing perusahaan oligopoli tersebut adalah :
C1 = 50 –
300 Q1 + 10 Q12
C2 = 25 -
100 Q2 + 3 ¾ Q22
C3 = 75 -
300 Q3 + 111/4Q32
Pertanyaan :
1). Berapa harga penjualan produk Q di pasar ?
2).
Berapa jumlah produk yang harus dihasilkan oleh masing-masing perusahaan
oligopoli ?
3).
Berapa keuntungan yang diperoleh masing-masing perusahaan oligopoli dan
keuntungan kartel?
Pemecahan :
Karena Q = 1000 – ½ P, maka P = 2000 – 2 Q ( 1 )
TR kartel adalah
P Q = ( 2000 – 2 Q ) Q = 2000 Q – 2 Q2
MR kartel adalah
|
|
|
= 2000 – 4 Q
|
( 2 )
|
|
|||||
|
|
|
||||||||
Karena Q = Q1 + Q2
|
+ Q3 (
dalil ) maka
|
|
|
|||||||
MR kartel = 2000 – 4 (Q1 + Q2 + Q3) =
2000 – 4 Q1 - 4 Q2 – 4 Q3
|
( 3 )
|
|
||||||||
MC1
|
=
|
|
|
|
= 20 Q1 – 300
|
( 4 )
|
|
|||
|
|
|
||||||||
MC2
|
=
|
|
= 7 ½ Q2
|
– 100
|
( 5 )
|
|
||||
|
|
|||||||||
MC3
|
=
|
|
= 22 ½ Q3 – 300
|
( 6 )
|
|
|||||
|
|
|||||||||
Karena syarat kapasitas produksi bagi
masing-masing perusahaan oligopoli adalah
MR = MC1 = MC2 = MC3 ( dalil ) maka:
|
|
|
||
MC1
|
= MC2
|
atau 20 Q1 –
300 =
7 ½ Q2 – 100
|
atau
|
|
|
|
20 Q1 = 7 ½
Q2 + 200 atau Q1 = 3/8 Q2 + 10
|
( 7 )
|
|
MC2
|
= MC3
|
atau 7 ½ Q2 – 100
= 22 ½ Q3 – 300
|
atau
|
|
|
|
22 ½ Q3 = 7 ½ Q2 + 200
atau
|
|
|
|
|
Q3 = 1/3 Q2 + 8 8 /9
|
|
( 8 )
|
|
|
|
|
|
Jika
persamaan ( 7 ) dan ( 8 ) dimasukkan ke persamaan ( 3 ) maka diperoleh :
MR = 2000 – 4 (3/8 Q2 + 10 )
– 4 Q2 – 4 ( 1/3 Q2 + 8 8/9 )
= 1924 4/9 – 6 5/6 Q2
|
( 9 )
|
Karena MR = MC2
maka 1924 4/9 – 6 5/6 Q2
= 7 ½ Q2 – 100 atau
|
|
14 1/3 Q2 =
2024 4/9
|
|
Q2 =
141,24
|
( 10 )
|
Jika pers. (10 ) dimasukkan ke dalam pers. (7)
dan ( 8 ) maka diperoleh :
Q1 = 8 3/8 Q2 + 10
= 8 3/8 (
141,24) + 10 = 62,96
|
( 11 )
|
|
|||||||||||
Q3 = 1/3 Q2 + 8 8/9 = 1/3
(141,24) + 8 8/9 = 56,74
|
( 12 )
|
|
|||||||||||
Karena Q = Q1 + Q2 + Q3 maka
Q = 62,96 + 141,24 + 56,74
|
|
||||||||||||
|
|
|
|
= 260,
94
|
|
|
|
|
( 13 )
|
|
|||
Jika pers. ( 13 ) dimasukkan ke dalam pers. ( 1 ) maka diperoleh :
|
|
||||||||||||
P = 2000 – 2 Q = 2000 – 2 (260,94) = 1478,12
|
( 14 )
|
|
|||||||||||
AC1 = C1/Q1 =
|
|
|
|
= 10 Q1 – 300 +
|
|
atau
|
|
||||||
|
|
|
|
|
|||||||||
10 ( 62,96 ) – 300 + 50/62,96 = 330,40
|
( 15 )
|
|
|||||||||||
AC2 = C2/Q2 =
|
|
⁄
|
|
|
= 33/4 Q2 -
100 +
|
|
|
atau
|
|
||||
|
|
|
|
|
|
|
|||||||
|
|
|
|
|
|
|
|||||||
33/4
(141,24) – 100 + 25/141,24 = 429,82
|
( 16 )
|
|
|||||||||||
AC3 = C3/Q3 =
|
|
|
⁄
|
|
|
= 11,25 Q3 – 300
+
|
|
|
atau
|
|
|||
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||
= 11,25 ( 56,74 ) – 300 + 75/56,74 = 339,65
|
( 17 )
|
|
|||||||||||
∏1 = Q1 (P – AC1 )
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
62,96 ( 1478,12 – 330,40 ) = 72.260,72
|
( 18 )
|
|
|||||||||||
∏2 = Q2 ( P –
AC2 )
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
141,24 ( 1478,12 – 429,82 ) = 148.061,89
|
( 19 )
|
|
|||||||||||
∏3 = Q3 ( P – AC3 )
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
56,74 ( 1478,12 – 339,65 ) = 64.656,79
|
( 20 )
|
|
|||||||||||
∏K = ∏1 + ∏2 + ∏3
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
= 72.260,45 + 148.061,89 + 64.656,79
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||
=
284.979,13
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
( 21 )
|
|
||
Kesimpulan jawaban :
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
(1).
Harga penjualan produk kartel adalah Rp. 1478,12 per satuan
(2). Jumlah produk yang dihasilkan
oleh masing-masing perusahaan oligopoli adalah Q1 = 62,96 satuan , Q2 = 141,24 satuan, dan Q3 = 56,74 satuan.
(3). Keuntungan yang diperoleh masing-masing perusahaan adalah ∏1 = Rp.72.260,45 ; ∏2 = Rp. 148.061,89 ; dan ∏3 = Rp.64.656,79. Sedangkan keuntungan kartel
adalah ∏K =
284.979,13.
Penggabungan Tidak Sempurna
Teori ini menggunakan asumsi bahwa diantara
perusahaan-perusahaan oligopoli yang menghasilkan produk homogen menggabungkan
diri secara diam-diam. Jadi tidak membentuk kartel seperti yang telah dibahas
diatas. Oleh karenanya penggabungan demikian dinamakan penggabungan tidak
sempurna (imperfect collusion).
Keadaan pasar oligopoli demikian dapat
dijelaskan sebagai berikut. Diantara perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam
pasar oligopoli, salah satu secara tidak langsung ditunjuk sebagai perusahaan
yang menentukan harga ( price leader)
. Perusahaan yang menjadi pemimpin umumnya adalah perusahaan yang
terbesar, baik dalam hal modal maupun pemasaran produk. Oleh karena itu
perusahaan pemimpin ini, menentukan kapasitas produksinya seperti perusahaan
monopoli murni. Tetapi karena produknya tidak bisa memenuhi permintaan pasar
maka sisa permintaan pasar tersebut diserahkan kepada perusahaan-perusahaan
oligopoli lainnya yang dianggap sebagai pengikut (follower).
Oleh karena itu, kapasitas produksi
masing-masing perusahaan pengikut ditentukan sedemikian rupa sehingga :
MRL = MCL (k.1)
P = DL = DM = MC1 = MC2 = …….. = MCn (k.2)
Dimana:
MRL = nilai
penjualan marginal perusahaan pemimpin
MCL = biaya marginal perusahaan pemimpin
P = harga
produk per satuan
DL = permintaan bagi perusahaan pemimpin
DM = permintaan pasar
MC1, MC2,…., MCn = Biaya marginal masing-masing perusahaan
pengikut.
MCL = MC1 + MC2 + …. + MCn ( penjumlahan horizontal biaya
marginal masing-
masing
perusahaan pengikut (k.3)
DM = DL + ∑ DF (k.4)
Dimana ∑ DF = penjumlahan horizontal permintaan bagi masing-masing
perusahaan pengikut.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini diberikan
contoh pemecahan persoalan teori ini. Misalkan, ada tiga perusahaan oligopoli
yang menghasilkan produk homogen. Perusahaan I bertindak sebagai pemimpin
sedangkan perusahaan II dan III bertindak sebagai pengikut. Diketahui fungsi
permintaan dan fungsi-fungsi biaya sebagai berikut:
DM = Q =
1000 – 5 P
C1 = 100 – 10 Q1
C2 = 150 Q2 – 0,5 Q22 + 25
C3 = 200 Q3 – Q32 + 50
Dimana : Q = jumlah produk permintaan pasar
Q1, Q2, Q3 = jumlah produk yang dihasilkan masing-masing
perusahaan C1, C2, C3 = biaya
total dari masing-masing perusahaan.
Pertanyaan :
1) Kapasitas
produksi masing-masing perusahaan ( perusahaan I, II, dan III)
2) Harga
jual di pasar
3) Jumlah
produk yang dijual di pasar.
Pemecahan :
|
|
|
|
|
||
MC1
|
= dC1/dQ1 = 10 = MR1
|
|
|
(i)
|
||
MC2
|
= dC2/dQ2
|
= 150 – Q2 = P
atau Q2
|
= 150
|
– P
|
(ii)
|
|
MC3
|
= dC3/dQ3
|
= 200 –2Q3 = P atau Q3
|
=100 – 0,5 P
|
(iii)
|
||
Q2
|
+ Q3 = 250
– 1,5 P = QF
|
|
|
(iv)
|
||
Q1
|
= Q – QF = ( 1000 –
5 P ) – ( 250 – 1,5 P )
|
|
|
|||
= 750 –
3,5 P atau
3,5 P = 750 – Q1 atau P
=
![](file:///C:/Users/Fujitsu/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image058.png)
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
(v)
|
|
TR1 = Q1 P = Q1 (
|
|
|
) =
|
|
Q1 -
|
|
Q12
|
|
|
||||||||||
|
|
|
|
|
|
||||||||||||||
MR1
|
=
|
|
|
|
|
-
|
|
|
|
Q1
|
|
|
|
|
|
|
(vi)
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||
MR1
|
=
|
MC1 (
dalil), maka rumus (i) sama dengan rumus
(vi):
|
|
|
|||||||||||||||
10 =
|
|
|
|
-
|
|
|
Q1
|
atau Q1 = 375 – 17,5 = 357,5
|
(vii)
|
|
|||||||||
|
|
|
|
|
|
||||||||||||||
Jika rumus (vii) dimasukkan ke dalam rumus (v), maka:
|
|
|
|||||||||||||||||
P =
|
|
|
|
|
|
|
|
=
112,14
|
|
|
|
|
|
(viii)
|
|
||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Jika rumus (viii) dimasukkan ke dalam rumus (ii)
dan (iii) maka:
Q2
|
= 150
|
– 112,14
= 37,86
|
(ix)
|
Q3
|
= 100
|
– 0,5 (112,14) = 43,93
|
(x)
|
Q = 1000 – 5 P = 1000 – 5
(112,14) = 439,3
|
(xi)
|
Dari hasil perhitungan diatas terpecahkanlah
pertanyaan diatas dengan jawaban:
1).
Jumlah produksi yang dihasilkan masing-masing perusahaan oligopoli adalah,
untuk perusahaan pemimpin (Q1) =
357,5 satuan ; untuk dua perusahaan pengikut, masing-masing (Q2) = 37,86 satuan dan (Q3) = 43,93 satuan.
2). Harga
penjualan/harga pasar : P = Rp. 112,14
3).
Jumlah produk yang ditawarkan di pasar : Q = 439,3 satuan.
Pembahasan yang telah dilakukan diatas adalah
menyangkut kebijakan pasar oligopoli jangka pendek. Untuk jangka panjang,
masing-masing perusahaan oligopoli harus menjalankan kapasitas produksi dengan
keuntungan yang normal saja. Dengan demikian akan menghambat
perusahaan-perusahaan baru untuk masuk dalam pasar.
B.4.3. Tugas Belajar
Secara individu mahasiswa diminta untuk :
1. Membuat
sebuah contoh hipotetis pasar duopoli atau pasar oligopoli.
2.
Mendeskripsikan kenapa contoh tersebut
dikategorikan sebagai pasar duopoli atau pasar oligopoli.
C. Daftar
Pustaka
Boediono . 1982. Ekonomi Mikro. Seri
Sinopsis PIE No. 1, BPFE, Yogyakarta
Ferguson,
C.E., and J.P. Gould. 1975. Microeconomic Theory. Fourth Edition, Yale
University.
Henderson,J.M.
and R.E. Quandt. Microeconomic Theory: A MathematicalApproach. Third
Edition, McGraw-Hill International Book Company.
Koutsoyiannis,A.
1985. Modern Microeconomics. ELBS Edition, Macmillan Publishers Ltd,
London.
Nicholson,
Walter. 1999. Teori Mikroekonomi. Alih bahasa: Daniel Wirajaya, Edisi
ke-5, Binarupa Aksara, Jakarta.
Rosidi,
Suherman. 2000. Pengantar Teori Ekonomi. Pendekatan kepada Teori Makro
& Mikro. Cetakan ke-4, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Sukirno,
Sadono. 2001. Pengantar Teori Mikroekonomi. Cetakan ke-15, PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
D. Rancangan Tugas
D.1. Tujuan Tugas
1. Meningkatkan
pengetahuan tentang jenis-jenis pasar dan asumsinya.
2.
Meningkatkan pemahaman tentang jumlah output
yang diproduksi dan harga untuk memaksimumkan keuntungan pada masing-masing
pasar.
D.2. Uraian Tugas
1. Kegiatan
pertama pembelajaran,
a.
Ikutlah kegiatan Forum diskusi yang dibuka oleh
pengampu matakuliah pada topik elastisitas permintaan dan penawaran.
b.
Mengunggah (upload) setiap tugas
pembelajaran masing-masing topik pada sistem elearning.
c.
Kerjakan semua latihan dan quiz yang tersedia di
dalam sistem elearning secara seksama.
2.
Kegiatan kedua, buatlah paper (kertas kerja)
singkat secara individu untuk mengerjakan tugas belajar modul 7 dengan
ketentuan,
a.
Ditulis tangan (disyaratkan tulisan yang rapi)
pada kertas folio bergaris.
b.
Paper dimasukkan pada snelhecter yang telah
dikumpulkan.
c.
Contoh yang disajikan merupakan aktivitas
ekonomi riil.
d.
Jika ditampilkan data, diperkenankan menggunakan
data hipotetis untuk memperjelas deskripsi.
e.
Diperkenankan menggunakan ilustrasi gambar
(dapat ditempelkan ke paper) untuk menjelaskan ilustrasi/deskripsi materi
f.
Batas akhir tugas ditentukan pada pengumuman di
sistem elearning
g.
Tes individu dari materi modul 4 dikerjakan
secara online
Masalah Ekonomi dan Sistem Pengaturan Perekonomian
BEBERAPA MASALAH POKOK DALAM
PEREKONOMIAN
Kegiatan ekonomi dalam suatu
masyarakat modern adalah sangat kompleks.Kegiatan itu meliputi berbagai jenis kegiatan produksi,konsumsi,danperdagangan.Berdasarkan
kepada corak analisis dalam ilmu ekonomi,ahli2 ekonomi dapat membagikan dalam
berbagai masalah ekonomi yang dihadapi suatu masyarakat kepada 3 persoalan
pokok,yaitu:
1.Apakah barang dan jasa yang harus diproduksi?
2.Bagaimanakah caranya memproduksi barang dan jasa tersebut?
3.Untuk siapakah barang dan jasa tersebut diproduksi?
MENENTUKAN BARANG DAN JASA YANG
HARUS DIPRODUKSI
Masalah yang pertama ini adalah
akibat langsung daripada ketidakmampuan sumber-sumber data yang tersedia untuk
memproduksi semua barang yang dibutuhkan masyarakat.Masyarakat harus menentukan
keinginan mana yang harus dipenuhi dan keinginan mana yang harus dikorbankan
atau ditunda ntuk memenuhinya.
MENENTUKAN CARA BARANG DIPRODUKSI
Dalam menghadapi pilihan,yaitu
apakah menggunakan lebih banyak tanah atau menggunakan modal dalam teknologi
nodern,pertanyaan berikut tumbul:cara yang manakah yang lebih sesuai?Dalam
memikirkan masalah efisiensi kegiatan memproduksi,yang harus dipikirkan
tidaklah terbatas hanya kepada masalah efisiensi dari segi teknik.Faktor lain
yang harus diperhatikan adalah besarnya jumlah permintaan.
MENENTUKAN UNTUK SIAPA BARANG-BARANG
DIPRODUKSI
Masalah selanjutnya adalah:”Bagaimanakah
pendapatan keseluruhan masyarakat didistribusikan kepada berbagai golongan dan
individu dalam masyarakat itu?”Untuk persoalan ini,yang pertama sekal harus
dilakukan adalah melihat cara pendapatan factor produksi ditentukan.Disini yang
diperhatikan adalahbagaimana caranya upah tenaga kerja,sewa tanah,bunga
modal,dan keuntungan para pengusaha ditentukan.Analisis ini akan member
jawaban kepada persoalan bagaimana pendapatan keseluruhan masyarakat
didistribusikan.Dalam memikirkan masalah “Untuk siapa barang-barang
diproduksi?”bukan saja harus difikirkan tentang “Bagaimana pendapatan
keseluruhan masyarakat didistribusikan?”,akan tetapi juga tentang distribusi
itu sesuai dengan epentingan keseluruhan masyarakat?”Untuk memperoleh jawaban
kepada persoalan yang paling akhir ditanyakan ini,dua persoalan berikut harus
dianalisis,yaitu:
1.
Haruskah
distribusi pendapatan pendapatan ditentukan berdasarkan
kepada
Pendapatanfaktor produksi dalam kegiatan memproduksi?
2.
Adakah ia
perlu didistribusikan secara sedemikian rupa sehingga perataan
pendapatan
optimum akan tercapai?
BATAS KEMUNGKINAN PRODUKSI
Dua langkah perlu dibuat untuk
menentukan batas kemungkinan produksi dan kurva kemungkinan produksi.Yang
pertama adalah membuat beberapa pemisalan atau asumsi mengenai keadaan yang
berlaku dalam perekonomian.Yang kedua adalah membuat contoh angka mengenai
tingkat produksi yang akan dicapai.
Beberapa Pemisalan yang Digunakan
1.Semua
produksi sepenuhnya
digunakan
2.Jumlah
faktor-faktor produksi tidak dapat ditambah.
3.Tingkat
teknolagi tidak mengalami perubahan.
4.Dalam
perekonomian hanya dapat dihasilkan dua jenis barang.
5.Biaya
kesempatan semangkin meningkat.
Tingkat Produksi yang Dapat Dicapai
Tabel 3.1
KomposisiDuaBarang
yang DapatDihasilkan
|
||
Gabunganfaktorproduksi
|
Barangindustri(unit)
|
Barangpertanian(unit)
|
A
|
0
|
5
|
B
|
5
|
4
|
C
|
9
|
3
|
D
|
12
|
2
|
E
|
14
|
1
|
F
|
15
|
0
|
Apabila masyarakat lebih
berkeinginan untuk menghasilkan barang industry sebanyak-banyaknya dan tidak
menginginkanbarang pertanian,maka komposisis penggunaan factor-faktor produksi
adalah seperti ditunjukkan dalam keadaan F.Dengan demikian kombinasi
factor-faktor produksi yang digunakan adalah seperti yang ditunjukkan oleh
B,C,D,atau E.
Biaya Kesempatan(Oppurtinity
Cost)
Apabila suatu barang sudah semakin
banyak maka biaya kesempatan atau opportunity cost (yaitu penurunan produksi
barang industri)untuk memperoleh satu unit kegiatan barang tersebut menjadi
semakin besar.Kegiatan tersebut dinamakan hukum biaya kesempatan(oppurtinity
cost).
PERTUMBUHAN EKONOMI
Dalam jangka panjang dua factor
penting berikut dapat meningkatkan kemampuan suatu masyarakat untuk memproduksi
barang:(i)pertambahan dalam faktor-faktor produksi,dan (ii)kemajuan
teknologi.Uraian berikut secara ringkas menerangkan bagaimana kedua factor
meningkatkan potensi pertumbuhan suatu Negara.
Efek Pertambahan Faktor Produksi
Pemisalan bahwa faktor-faktor
produksi jumlahnya tidak dapat ditambah dan teknologi tidak mengalami perubahan
hanya benar apabila analisis yang dibuat adalah terhadap keadaan dalam jangka
pendek.Dalam jangka panjang,mereka akan mengalami perubahan yaitu jumlah
factor-faktor produksi akan bertambah dan tingkat teknologi yang digunakan akan
menjadi semakin canggih.Dengan factor produksi yang lebih banyak dan tingkat
teknologi yang lebih baik maka produksi maksimum masyarakat dapat dinaikkan.
Kemajuan Teknologi yang Tidak
Seimbang
Biasanya perkembangan teknologi
tidak sama pesatnya di berbagai sector.Perembangan teknologi di sektor industri
selalu lebih pesat daripada perkembangan teknologi di sektor pertanian.Apabila
keadaan seperti ini berlaku,kurva batas kemungkinan produksi mengalami
perubahan yang berbeda.
KURVA KEMUNGKINAN PRODUKSI DAN
MASALAH EKONOMI
Analisis berikut akan menggunakan
kurva batas kemungkinan produksi untuk menerangkan masing-masing masalah
berikut:
·
Memilih barang yang harus diproduksi
·
Masalah pengangguran
·
Masalah pertumbuhan ekonomi
MEMILIH JENIS BARANG
YANG HARUS DIPRODUKSI
Dalam menerangkan masalah ini
perlulah digunakan pemisalan-pemisalan dalam membuat kurva kemungkinan
produksi,yaitu:
1.Faktor-faktor
produksi sepenuhnya digunakan.
2.Faktor-faktor
produksi tetap jumlahnya
3.Teknologi
tidak mengalami perubahan
4.Hanya
dua macam barang diproduksi
5.Biaya
kesempatan semakin meningkat.
MASALAH PENGANGGURAN
Salah satu masalah yang penting yang
dihadapi perekonomian adalah pengangguran.Dalam
konteks ini timbul pertanyaan berikut: Mengapakah sumber-sumber daya yang
tersedia pada masa kini tidak sepenuhnya digunakan dan bagaimana masalah itu
diatasi?
SISTEM-SISTEM PEREKONOMIAN
SISTEM PASAR BEBAS ATAU
LAISSEZ-FAIRE
Arti Laissez-Faire
Kata laissez faire berasal dari
bahas Perancis dan ia pada hakikatnya berarti “Biarlah mereka melakukan
pekerjaan yang sesuai dengan keinginan mereka.”Maka pada hakikatnya dalam
system laissez faire anggota masyarakat diberikan kebebasan yang
sepenuh-penuhnya untuk menentukan kegiatan ekonomi yang ingin merea
lakukan.Mereka bebas menentukan jenis pekerjaan yang ingin mereka lakukan.
Komentar
Posting Komentar